Kamis, 12 September 2013

CULTURE OF HONESTY IN SAMBAS

CULTURE OF HONESTY IN SAMBAS

JAKA AFRIANA
SMP NEGERI 6 SAMBAS
KALIMANTAN BARAT INDONESIA
Email : jaka_fisika@yahoo.co.id


1.        Introduction

The main indicators used to assess the quality of student learning and graduation from an educational institution, often based on student learning outcomes listed on the national test scores. National test used as a benchmark in determining the quality of education. National education ministry is very serious in improving the system of national examinations. Viewed from a national exam package BSNP always make changes, ranging from 2 (two) package about to be 5 (five) package, continue to be developed with 20 (twenty) package item with a bar code system.
Of course the question is why every national test execution no changes were made. This indicates that honesty among students has begun to diminish.

2.        Current Status and Structure of Science Education

Science learning process requires active student involvement and aims for mastery of cognitive, affective, and psychomotor formed on students. To see the results of student learning, teachers are always measuring student competencies with the competency test for cognitive, affective attitude to assess, and practice skills or scientific views of psychomotor performance.
According to the Law of National Education System (2003), a national education aims at developing the potential of students to become a man of faith and fear of God Almighty, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, independent, and become citizens of a democratic and accountable. Obviously, that character education must be embedded on students as early as possible.
Learning science has actually instilled a culture of honesty among students. In psychomotor assessment, students prove themselves by doing experiments in the laboratory in finding the concept or theory. Students are in demand to be skillful use measuring tools, stringing experimental tools, and so on. Psychomotor skills can be seen from the students who have been skilled or not. But for cognitive achievement, teachers should develop assessment instruments with an honesty system.

3.        Major lssues, Challenges, and Future Directions

Based on the research that has been conducted teacher in SMP Negeri 6 Sambas, entitled "The Impact of Globalization Attitudes Toward Nationalism in SMP Negeri 6 Sambas" data showed that 62.5% of students found to be dishonest in working on the competency test. Teacher is seen as a major problem and a challenge to infuse character education students.

Efforts to minimize dishonesty students conducted by evaluating teacher moved. Consideration of moving the evaluation, namely: minimize student cheating or asking the friend next to him, to maximize the time work on the problems, and encourage students compete to get the best value.
With the waning of the character education of students, teachers should always be given the charge of character education in the learning process as outlined in the indicators of learning.

4.    References

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Minggu, 09 Juni 2013

Lomba Guru 2013

Bagi Guru yang memerlukan informasi pedoman OSN guru,  Lomba Inovasi Guru SMP Tahun 2013, dan Forum Ilmiah Guru 2013 dapat di unduh melalui link berikut :
1. Pedoman OSN Guru 2013
2. Lomba Inovasi Guru SMP 2013
3. Lomba Ilmiah Guru 2013

Jumat, 10 Agustus 2012

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 6 SAMBAS


DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP 
SIKAP NASIONALISME SISWA
                                                        DI SMP NEGERI 6 SAMBAS

                                                                                Oleh :
                                                                 JAKA AFRIANA, S.Pd

 Sikap nasionalisme sudah seharusnya di miliki oleh setiap warga negara Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini, sikap nasionalisme yang tinggi dan positif sangat diperlukan sebagai tindakan preventif akibat pengaruh negatif globalisasi. Sikap nasionalisme memerlukan upaya dari warga negara untuk berusaha memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa sendiri melalui jalur pendidikan.
Nasionalisme dalam pengertian yang luas adalah perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Sikap nasionalisme atau semangat kebangsaan dapat diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di lingkungan sekolah penerapan sikap nasionalisme diwujudkan melalui sikap keteladanan, sikap pewarisan, dan sikap ketokohan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan bentuk penelitian survai. Populasi Penelitian ini memilih kelas VII dan VIII SMP Negeri 6 Sambas. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik random proporsional (proportional random sampling). Sampel secara acak dipilih 10 siswa dari setiap kelas yang diteliti sehingga jumlah sampel menjadi 40 siswa.
Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Sebelum digunakan kuesioner di uji coba terlebih dahulu untuk menentukan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Instrumen penelitian dinyatakan valid dengan tingkat realibilitas sedang.
Hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Jawaban siswa dihitung dan dipersentasekan terhadap total sampel. Kemudian dibandingkan dengan sikap nasionalisme yang seharusnya dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilanjutkan dengan proses analisis data, dapat disimpulkan bahwa dampak sikap negatif siswa terhadap globalisasi dan nasionalisme dialami hanya sebagian siswa. Secara keseluruhan, melalui perhitungan uji regresi korelasi (uji Pearson) pada tabel diperoleh bahwa t hitung = 0,25 dan ttabel = 1,684, ini berarti bahwa thitung < ttabel  sehingga tidak ada pengaruh yang besar antara globalisasi dengan sikap nasionalisme siswa.
Analisis tes binomial menunjukkan tidak ada perbedaan sikap negatif siswa terhadap globalisasi dan nasionalisme antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dengan kata lain, antara siswa laki-laki dan siswa perempuan terkena dampak yang sama.
            Siswa sebagai generasi penerus bangsa hendaknya memiliki sikap nasionalisme yang positif terhadap globalisasi yang diaktualisasikan dalam tindakan dan perbuatan nyata. Penelitian globalisasi terhadap sikap nasionalisme siswa agar dilanjutkan baik menggunakan metode atau dengan alat pengumpul data yang lain.

Senin, 26 Maret 2012

Senin, 12 Maret 2012

Karya Ilmiah

REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS DI SMA/MA NEGERI DAN SWASTA KECAMATAN SAMBAS  
(Lomba Karya Ilmiah yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalbar 2011) 
Oleh :
Jaka Afriana, S.Pd, Rio Rikardo, S.Pd, dan Burhanuddin, S.Pd

   
         Ketidakpuasan terhadap nilai hasil belajar siswa yang belum memenuhi standar minimal, membuat guru untuk mengambil tindakan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan bisa dalam bentuk pemberian tugas, melakukan tes ulang, dan pengajaran ulang sebagai bahan koreksi pengajaran. Penggunaan multimedia dalam remidiasi didasarkan pada kemajuan teknologi dan upaya menghadirkan pembelajaran yang menarik. Tujuan dilakukan pengajaran ulang dengan multimedia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi teori kinetik gas. Manfaat penggunaan multimedia sebagai sarana untuk menghindari kejenuhan siswa dalam belajar fisika dan menampakkan visualisasi materi fisika yang bersifat abstrak.
      Hasil belajar merupakan kemampuan siswa menuangkan semua pengetahuan yang telah dimiliki dari pengalaman belajar. Kemampuan ini akan terlihat ketika pendidik melakukan penilaian melalui tes atau pengalaman langsung dengan menjawab soal-soal. Salah satu tujuan penilaian dilakukan sebagai umpan balik atau alat evaluasi untuk perbaikan pengajaran
      Pengajaran remediasi dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa perlakuan pengajaran maupun berupa bimbingan kepada siswa yang lambat dan kesulitan dalam memahami konsep agar siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Dalam penelitian ini kegiatan remidiasi menggunakan multimedia. Penggunaan multimedia yang dimaksudkan disini adalah pengembangan Powerpoint dengan melibatkan unsur animasi dalam efek visual. Sehingga dapat memberikan tontonan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak kedalam tampilan yang mudah dipahami.
       Materi teori kinetik gas yang diajarkan meliputi sifat gas ideal, hukum-hukum gas, persamaan gas ideal, dan teorema ekipartisi energi. Gas ideal didefinisikan dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi tetap konsisten dengan definisi makroskopis. Sebagian besar siswa merasa kesulitan, bagaimana cara mendefininisikan, mengidentifikasi dan membuktikan konsep terutama pada materi Teori Kinetik Gas. Pencapaian hasil belajar siswa pada materi tersebut, dalam 2 tahun terakhir cenderung hasilnya kurang optimal, siswa yang mencapai ketuntasan kurang dari 50 %.
    Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasy Experiment) dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi Penelitian ini memilih tiga dari empat SMA/MA Negeri dan Swasta Kecamatan Sambas yang memiliki program Ilmu Alam, yaitu SMA Negeri 1 sambas, MAN Sambas, dan SMA Santo Bonaventura Sambas. Pengambilan sampel diambil secara utuh pada MAN Sambas berjumlah 19 siswa, dan SMA Bonaventura Sambas sebanyak 16 siswa. Sedangkan pada SMA Negeri 1 Sambas sampel diambil secara acak dipilih 20 siswa dari 60 siswa secara keseluruhan. Jadi sampel pada penelitian ini berjumlah 55 siswa.
     Dari sajian rata-rata persentase ketiga sekolah, diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada SMA Santo Bonaventura dan MAN Sambas. Tetapi, SMA Negeri 1 Sambas terjadi penurunan. Penurunan ini disebabkan siswa beranggapan soal pre-test dan post-test sama. Secara keseluruhan remediasi mengggunakan multimedia yang diterapkan pada ketiga sekolah khususnya pada materi Teori Kinetik Gas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun ada beberapa kendala yang ditemukan sewaktu melakukan penelitian. Sebagian siswa tidak berkonsentrasi penuh pada saat berlangsungnya remediasi karena kegiatan remediasi dilakukan setelah ulangan semester genap.
     Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan rata-rata persentase dalam mengerjakan soal-soal pre-test tentang Teori Kinetik Gas sebesar 53,68 % dari 55 siswa. Sedangkan rata-rata persentase post-test 69,04 % dari 55 siswa. Peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa pada materi Teori Kinetik Gas menggunakan multimedia sebesar 15,37 %. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji McNemar, dari jumlah keseluruhan sepuluh soal terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi Teori Kinetik Gas antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan multimedia, dimana χ2 hitung rata-rata = 9,10 dan χ2 tabel rata-rata = 3,84 ini berarti bahwa χ2 hitung > χ2 tabel. Guru hendaknya mempertimbangkan pengajaran dengan menggunakan multimedia untuk mempermudah siswa memahami konsep. Pelaksanaan remedial hendaknya dilakukan setelah ulangan kompetensi dasar bukan setelah ulangan semester. Penelitian hasil belajar siswa agar dilanjutkan baik tentang materi lain atau menggunakan metode yang lain.