Minggu, 24 Mei 2015

Beasiswa Guru SMP 2015


Rekrutmen dan seleksi calon peserta program Peningkatan Kualifikasi S-2
bagi Guru SMP tahun 2015 dilakukan melalui kerja sama Direktorat
Pembinaan PTK Dikdas, Ditjen Dikdas Kemdikbud dengan Perguruan
Tinggi Penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Kriteria Calon Peserta.
Seleksi administratif dilakukan oleh Direktorat Pembinaan PTK Dikdas,
Ditjen Dikdas Kemdikbud dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Bagi Guru SMP berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
b. Bagi guru swasta, berstatus sebagai guru tetap yayasan (GTY),
c. Bagi Guru Honorer di SMP negeri harus memiliki SK Kepala Dinas
Pendidikan sebagai guru honor.
d. Berusia maksimum 37 tahun per 1 September 2015 yang dibuktikan
dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisasi oleh pejabat
berwenang.
e. Khusus untuk daerah terpencil, tertinggal, dan terluar berusia
maksimum 42 tahun per 1 September 2015 yang dibuktikan dengan
fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisasi oleh pejabat
berwenang, serta SK pejabat berwenang tentang penetapan daerah
terpencil, tertinggal, dan terluar.
f. Lulusan jenjang sarjana (S-1) dari program studi yang sekarang
terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN- PT) dengan IPK minimal 2,75 (dalam skala nilai 0-4) yang
dibuktikan dengan fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
g. Memiliki pengalaman mengajar minimal 2 (dua) tahun mengajar yang
dibuktikan dengan fotokopi SK pengangkatan pertama (ditambah
dengan SK Daerah khusus untuk Guru yang bertugas di daerah
khusus) yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang.
h. Memperoleh izin dari pejabat yang berwenang untuk
mengikuti program peningkatan kualifikasi jenjang strata dua (S-2),
dibuktikan dengan Surat Tugas Belajar dari pejabat berwenang.
i. Memiliki prestasi akademik yang terkait dengan tugas
keguruan/kependidikan (akan lebih diutamakan), dibuktikan dengan
sertifikat atau surat keterangan yang relevan.
Untuk menjaring calon mahasiswa/peserta yang memiliki kemampuan
terbaik, maka Direktorat P2TK Dikdas, Ditjen Dikdas akan
menetapkan jumlah calon mahasiswa lebih dari kuota yang ditetapkan
untuk setiap program studi. Kuota untuk guru swasta dan honorer
maksimal 10%.
Program studi yang dibuka:
Adapun program studi S2 bagi guru SMP yang dibuka adalah
sebagai berikut:
a. Program Studi Pendidikan Matematika,
b. Program Studi Pendidikan IPS,
c. Program Studi Pendidikan IPA,
d. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
e. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.


Silahkan diunduh pedoman lengkap

Selasa, 07 April 2015

PEDOMAN LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN 2015

PEDOMAN LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN 2015


Persyaratan Lomba :
1. Persyaratan Peserta Persyaratan peserta lomba inovasi pembelajaran bagi guru SMP tingkat nasional tahun 2015, adalah:
a. kepala SMP sebagai guru dan guru SMP yang memiliki NUPTK dengan melampirkan surat rekomendasi dari kepala sekolah;
b. kepala SMP sebagai guru dan guru SMP yang terdaftar dalam Data Pokok Kependidikan (DAPODIK) dengan melampirkan fotokopi DAPODIK.
c. melampirkan biodata sesuai dengan format terlampir;
d. memiliki kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau Diploma 4 (D-IV) (melampirkan fotokopi ijazah dan dilegalisasi oleh atasan);
e. bagi guru mata pelajaran, telah melaksanakan pembelajaran minimum 2 (dua) tahun berturut-turut sebagai guru mata pelajaran yang diampu dengan beban mengajar minimum setara dengan 24 jam per minggu; bagi guru BK, telah menjadi guru BK selama dua tahun dan membimbing minimum sebanyak 150 peserta didik (melampirkan fotokopi surat tugas mengajar/membimbing dari kepala sekolah); dan
kepala SMP sebagai guru (melampirkan fotokopi surat tugas mengajar minimum 6 (enam) jam pelajaran per minggu dari dinas pendidikan kabupaten/kota terkait);
f. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
g. belum pernah menjadi the best ten (10 terbaik) pada lomba inovasi pembelajaran bagi kepala sekolah/guru SMP tingkat nasional pada tahun 2012, 2013, dan 2014 (melampirkan surat pernyataan); dan
h. belum pernah menjadi juara satu, dua dan tiga pada lomba PTK Berprestasi bagi guru SMP pada tingkat nasional pada tahun 2012, 2013, dan 2014 (melampirkan surat pernyataan).
i. melampirkan surat rekomendasi dari MGMP/MKKS SMP bahwa karya inovasi pembelajaran tersebut telah didesiminasikan/dipublikasikan di tingkat MGMP (melampirkan surat rekomendasi).

Bagi yang berminat silahkan diunduh pedoman lomba inobel bagi guru smp 2015






Rabu, 19 November 2014

Dimensi Pembelajaran Marzano (Stiggins, 1994 hal 244)


Label
Proses berfikir
contoh
1.       Memperoleh dan memasukan pengetahuan baru
a.       Pengetahuan Deklaratif







b.       Pengetahuan Prosedural



a.       Membangun makna


b.       Mengorganisir pengetahuan baru

c.        Menyimpan Pengetahuan


d.       Membangun Prosedur


e.        Mengubah Prosedur menjadi Personalisasi

f.        Internalisasi Prosedur



a.       Bagaimana hal ini berhubungan dengan sesuatu yang Anda sudah ketahui?
b.       Bisakah anda  melihat struktur utama? Apa yang dimaksud struktur utama?
c.        Bagaimana anda menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada?
d.       Bisakah anda menjelaskan prosedur untuk melakukan ini karena Anda memahaminya?
e.        Bagaimana anda bias mengubah prosedur sesuai dengan kebutuhan anda dengan cara berpikir?
f.        Bisakah anda menerapkan prosedur ini ke dalam masalah?
2.       Memperluas dan menyempurnakan pengetahuan/ pemberian pengetahuan
a.       Perbandingan

b.       Pengelompokan



c.        Induksi

d.       Deduksi /Menyimpulkan

e.        Menganalisis kesalahan
f.        Membangun dukungan

g.       Abstrak

h.       Menganalisis Pandangan






a.       Mengutarakan Persamaan dan perbedaan
b.       Mengelompokan hal- hal ke ke dalam kategori


c.        Menyimpulkan prinsip dari bukti
d.       Menerapkan prinsip- prinsip untuk menarik kesimpulan
e.        Mengkritik pemikiran sendiri
f.        Mendukung pernyataan


g.       Mengutarakan tema utama

h.       Mengutarakan Pandangan diri tentang isu- isu





a.       Apa Persamaannya?  Apa perbedaannya? Mengapa?
b.       Ke dalam  kelompok mana yang akan anda kategorikan? Bagaimana mendefenisikan kelompok tersebut?
c.        Berdasarkan fakta tersebut, apa yang akan anda simpulkan?
d.       Berdasarkan prinsip tersebut, apa yang akan terjadi selanjutnya?

e.        Apa kesalahan yang telah dibuat dalam penalaran ini?
f.        Apa bukti yang akan mendukung pernyataan tersebut?

g.       Pola apa yang mendasari informasi ini?
h.       Apa itu Penalaran menurut  pandangan anda?
3.          Menggunakan pengetahuan bermakna
a.       Mengambil keputusan
b.       Menyelidiki


c.        Bereksperimen

d.       Pemecahan masalah

e.        Penemuan




a.       Menggunakan kriteria untuk memilih dari pilihan
b.       Mengumpulkan informasi


c.        Mencari penjelasan

d.       Mengatasi hambatan


e.        Menemukan cara yang lebih baik



a.       Tindakan apa yang terbaik dalam hal ini dan mengapa?
b.       Informasi apa yang anda butuhkan untuk menyelesaikan masalah ini?
c.        Bisakah anda menjelaska mengapa solusi ini yang terbaik?
d.       Bisakah anda menyiasati kendala tersebut dan menyelesaikan masalah?
e.        Bagaimana mungkin solusi ini bisa ditingkatkan ?
4.       Kebiasaan  berpikir
a.       Mengatur pikiran sendiri

b.       Berpikir kritis



c.        Berpikir kreatif


a.       Menyadari pemikiran sendiri

b.       Menghimpun dukungan dan mempertahankan kejelasan
c.        Menemukan cara- cara baru


a.       Bisakah anda menjelaskan bagaimana anda bisa menyelesaikan masalah tersebut?
b.       Bagaimana anda bisa mendukung posisi itu?

c.        Berapa banyak perbedaan solusi, bisakah anda mengidentifikasinya?

Sabtu, 25 Oktober 2014

Standar Penilaian Pendidikan IPA


Penilaian pembelajaran IPA di sekolah hendaknya mengacu pada suatu standar yang ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. National Research Council dalam National Committee on Science Education Standards and Assessment (1996)telah menetapkan National Science Education Standards (NSES), suatu standar bagi pendidik dalam menilai pendidikan IPA di semua level pendidikan. Standar nasional pendidikan IPA versi NRC ini berisi standar konten IPA, standar pedagogi dalam mengajar IPA, standar  profesi, standar program, standar asesmen,  dan standar sistem. Mutu pendidikan IPA yang baik, harus memenuhi semua standar tersebut.
Penilaian standar memberikan kriteria untuk menilai kemajuan menuju visi pendidikan IPA pada literasi sains untuk semua. Standar yang menggambarkan kualitas praktek penilaian yang digunakan oleh guru dan lembaga pemerintah untuk mengukur prestasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar IPAPanduan untuk mengembangkan penilaian, praktek, dan kebijakan. Standar ini dapat diterapkan untuk penilaian siswa, guru, program formatif dan sumatif, dan penilaian eksternal. Sebagai mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains 

A. Standar Penilaian IPA
Latar belakang disusunnya Standar pendidikan IPA ini adalah karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap IPA bukan hanya sekedar ilmu tetapi sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk bertahan hidup (NRC, 1996). Standar penilaian menyediakan kriteria untuk menentukan kualitas  praktik-pratik penilaian. Standar penilaian meliputi lima bidang sebagai berikut.
1. Konsistensi penilaian dengan suatu keputusan merupakan desain untuk informasi
2. Penilaian prestasi dan kesempatan untuk belajar sains
3. Mencocokkan antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi tindakan yang perlu dilakukan berbasis data tersebut
4.  Kejujuran dalam praktik penilaian
5. Ketepatan penarikan kesimpulan berdasarkan penilaian tentang prestasi siswa dan kesempatan untuk  belajar.
Dalam visi yang dijelaskan oleh National Science Education Standards, penilaian adalah mekanisme umpan balik utama dalam sistem pendidikan sains. Standar penilaian  menyediakan siswa dengan umpan balik tentang seberapa baik mereka memenuhi harapan, guru dengan umpan balik tentang seberapa baik siswa mereka belajar, sekolah dengan umpan balik tentang efektivitas guru dan program mereka, dan pembuat kebijakan dengan umpan balik tentang seberapa baik kebijakan bekerja. Umpan balik ini pada gilirannya merangsang perubahan kebijakan, memandu pengembangan profesional guru, dan mendorong siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang IPA.

B. Aspek Penilaian IPA  (Kuswanto, H., 2008)
Tujuan IPA adalah menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan konsep IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan penilaian ini sejalan dengan tiga ranah dalam kerangka kurikulum IPA seperti ditunjukkan di bawah:
1. Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA
2. Penilaian Keterampilan dan Proses
3. Penilaian karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penjelasan ketiga jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep IPA
Penilaian pengetahuan IPA merupakan produk dari pembelajaran IPA. Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta, konsep, prinsip, dan hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalam kehidupan. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pemahamannya tersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi di masyarakat, dan menanggapi isu-isu lokal dan global.
2. Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses. Penilaian proses IPA dilakukan terhadap keterampilan proses IPA, meliputi keterampilan dasar IPA dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan proses IPA dasar meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu, peserta didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan percobaan sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih mengkomunikasikan hasil belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah, berikut adalah enam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta didik.
a. Observasi
Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukan observasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.
b. Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagai objek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan, perbedaan, dan saling keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untuk melakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan, serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi penggaris, meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan sebagainya.
e. Inferensi
Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita. Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasi menghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti dan inferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yang tepat terhadap lingkungan.
g. Percobaan Sederhana
Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan menyusun pertanyaan, mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis, mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan percobaan, mengumpulkan data, dan interpretasi data.
3. Penilaian sikap
Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima begitu saja sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang menyerah. Selain itu, kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat, mempertahankan pendapat, menerima saran, dan kemampuan sosial lainnya dapat juga dilakukan melalui pembelajaran IPA.

C. Penilaian terhadap Hasil Pembelajaran IPA

D. Penilai                       Menurut Stiggins (1994), lima kategori target hasil belajar yang dijadikan dasar dalam menentukan jenis penilaian yang akan digunakan. Kelima hasil belajar yaitu : pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan afektif (sikap) dapat dinilai menggunakan pilihan jawaban, esai, penilaian kinerja, dan komunikasi pribadi. Kesesuaian target hasil belajar dan metode penilaian dapat dijelaskan seperti Tabel berikut.
Tabel Kesesuaian Target Hasil Belajar dan Metode Penilaian (Stiggins, 1994)
Achievement Target
Selected Response
Essay
Performance Assessment
Personal Communication
Mastery of knowledge(pengetahuan)
Semua format dapat digunakan untuk menilai pengetahuan
Menilai stuktur kompeks pengetahuan
dapat digunakan untuk menilai penguasaan pengetahuan melalui penggunaan bahan secara efektif
baik untuk domain pengetahuan sempit untuk  menjaga ingatan dalam jangka pendek bila diperlukan
Reasoning(penalaran)
Dapat menilai beberapa penalaran  tetapi tidak semua
Deskripsi tertulis dari solusi permasalahan dapat mengetahui penalaran
dapat melihat siswa dalam proses pemecahan masalah dan menarik kesimpulan tentang kemampuan
meminta siswa "berpikir keras" untuk memeriksa kemampuan pemecahan masalah
Skills(keterampilan)
Dapat menguji prasyarat  pengetahuan prosedural, tetapi bukan kemampuan melakukannya
mendeskripsikan secara kompeks bagaimana pengetahuan prosedural tetapi bukan kemampuan melakukannya
dapat mengamati dan mengevaluasi keterampilan seperti yang ditunjukkan
Memberikan keterampilan dalam kemampuan komunikasi lisan; dapat menjelaskan dan berdiskusi kompleks "bagaimana" pengetahuan prosedural

Tabel 2.2 Sambungan
Achievement Target
Selected Response
Essay
Performance Assessment
Personal Communication
Products(produk)
Dapat menguji pengetahuan prasyarat komponen kualitas produk
Kemampuan mendeskripsikan komponen kualitas produk
dapat menilai kemampuan dalam melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat produk yang berkualitas dan produk itu sendiri
Dapat menyelidiki pengetahuan prosedural dan komponen pengetahuan  kualitas produk
Affective (sikap)
Dapat mengembangkan item kuesioner yang sangat terstruktur
Dapat menggunakan item kuesioner terbuka
dapat menyimpulkan dari pengamatan perilaku atau pemeriksaan produk
Dapat berbicara dengan siswa tentang apa yang dirasakan

Contoh tes dalam empat teknik yang ada pada target hasil belajar adalah :
1.      Respon terbatas (Seleted respon) misalnya : Short- Answer ItemTrue- False atau Alternative- Response ItemMatching Exercises, Multiple-Choise form,
2.      Esai (Essay) misalnya : Essay Question
3.      Asesmen Kinerja (Assesment Performance) misalnya: Rating Scale, Cheklist, Rubrics
4.      Komunikasi Personal (Personal Communication) misalnya : siswa melakukan persentasi (kontak sosial siswa lain).
Penilaian pendidikan IPA hendaknya mengarah pada :
1. Sasaran yang terarah terutama terhadap : pengetahuan,  pemahaman atas materi IPA dan penerapannya
2. Kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, berpikir kreatif, mengatur diri sendiri)
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking SkillsHOTS)
4. Karakter dan sikap  (sikap ilmiah).

D. Standar Mengajar IPA/Sains Menurut NSES

Standar pengajaran sains memberikan gambaran kepada  guru IPA pada semua tingkatan kelas harus mengetahui dan melakukan :
a.    Guru sains merencanakan sebuah program sains berbasis inkuiri bagi para siswa.
b.    Guru sains membimbing dan memfasilitasi pembelajaran.
c.    Guru sains terikat pada penilaian terus-menerus dalam pengajarannya dan dalam pembelajaran siswa.
d.   Guru sains merancang dan mengelola lingkungan pembelajaran yang memberikan waktu, ruang dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan para siswa untuk belajar..
e.    Guru sains mengembangkan komunitas pembelajar sains yang merefleksikan kekokohan intelektual dari inkuiri ilmiah dan sikap serta nilai-nilai sosial yang kondusif bagi pembelajaran sains.
f.     Guru sains berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan perencanaan dan pengembangan sains sekolah